Jumat, 14 Desember 2012

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK


A. Tipe-Tipe Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak :


1. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya.
Biasanya pola pengasuhan anak oleh orangtua semacam ini diakibatkan oleh orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau tumbuh dan berkembang menjadi apa.
Anak yang diasuh orangtuanya dengan metode semacam ini nantinya bisa berkembang menjadi anak yang kurang perhatian, merasa tidak berarti, rendah diri, nakal, memiliki kemampuan sosialisasi yang buruk, kontrol diri buruk, salah bergaul, kurang menghargai orang lain, dan lain sebagainya baik ketika kecil maupun sudah dewasa.

2. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya.
Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang-tua yang telah membesarkannya.
Anaka yang besar dengan teknik asuhan anak seperti ini biasanya tidak bahagia, paranoid / selalu berada dalam ketakutan, mudah sedih dan tertekan, senang berada di luar rumah, benci orangtua, dan lain-lain. Namun di balik itu biasanya anak hasil didikan ortu otoriter lebih bisa mandiri, bisa menjadi orang sesuai keinginan orang tua, lebih disiplin dan lebih bertanggungjawab dalam menjalani hidup.

3. Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua. Pola asuh ini adalah pola asuh yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua kepada anak-anaknya.
Anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatip akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua, menghargai dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat dan lain-lain.

Senin, 10 Desember 2012

PERANAN GURU DALAM KEGIATAN BERMAIN DI TAMAN KANAK-KANAK



A.      Bermain di taman kanak-kanak
Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi anak-anak khususnya anak usia dini. Bermain merupakan upaya bagi anak untuk mengungkapkan hasil pemikiran dan perasaan serta cara anak menjelajah lingkungannya. Bermain juga membantu anak dalam menjalin hubungan sosial antar anak. Bermain itu menyenangkan karena ketikan bermain anak-anak bisa bebas mengekspresikan ide-idenya, imajinasinya dan perasaannya yang terkadang tidak selaras dengan kenyataan yang sebenarnya.

Kegiatan bermain ditaman kanak-kanak dapat di lakukan di dalam dan di luar ruangan.
*      Bermain di dalam ruangan
Bermain di dalam ruangan biasanya sedikit lebih tenang, ruang di dalam sebaiknya di rancang dan di tata sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan apabila terjadi kegiatan tersebut berlangsung bersamaan diusahakan tidak saling menganggu. Contoh kegiatan bermain didalam ruangan di antaranya:

1)      Kegiatan bermain balok
Balok-balok kayu atau plastik merupakan alat permainan yang sangat sesuai sebagai alat untuk membuat berbagai konstruksi. Berrmain dengan balok sangat berharga. Melalui bermain dengan balok anak-anak mendapat kesempatan untuk melatih kerjasama mata, tangan dan koordinasi fisik. Peran guru dalam kegiatan ini adalah memperkenalkan balok-balok dengan meletakkan atau menyimpannya sedemikian rupa. Anak-anak harus membiasakan diri menyimpan kembali balok-balok setelah selesai menggunakannya. Anak juga harus berbagi dengan anak lain saat mereka bermain dengan balok.



2)      Kegiatan bermain dramatik
Dalam bermain dramatik anak berpura-pura menjadi orang lain atau menggunakan benda tetapi tidak sebagai fungsi sebenarnya. Bermain dramatik banyak menggunakan fantasi apabila berhubungan dengan orang yang disekitarnya dan berhubungan dengan apa yang pernah dilihatnya dari masyarakat sekelilingnya yang biasanya dengan bermain sosiodrama. Sebaiknya setiap TK mempunyai pusat bermain dramatik.

3)      Bermain dengan menggunakan meja
Kegiatan bermain ini disebut kegiatan meja(table activities). Materi yang dimainkan dalam kegiatan ini untuk mengembangkan motorik halus dan koordinasi mata, dan tangan. Materi pada kegiatan meja antara lain puzzle, tangga silinder dan kubus, menara gelang, lasy, games(halma, ular tangga, domino, monopoli dan lain-lain) dan materi yang bersifat akademik seperti melipat, mewarnai, menggunakan pensil, dan kertas.

*      Bermain di laur ruangan
Bermain di luar ruangan lebih banyak menimbulkan suara dan membutuhkan kekuatan dan lebih bersemangat dalam arti fisik. Bermain di luar membutuhkan lebih banyak ruang dimana anak dapat berlari, melompat, bersepeda dan kegaitann lainnya. Guru menyadari bahwa kegaiatan di luar ruang tidak hanya untuk mengembangakan motorik kasar saja. Alat-alat bermain diluar ruangan sebaiknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan anak. Penting untuk diperhatikan bahwa kegiatan bermain diluar bukan semata-mata agar dapat melampiaskan energinya.

MACAM- MACAM PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK USIA DINI



A.     Pengertian Permainan
Menurut Freud dan Erikson permainan merupakan suatu bentuk penyesuaian diri manusia yang sangat berguna, menolong anak menguasai kecemasan dan konflik.
Banyak permainan yang dapat di lakukan oleh sejak anak usia dini. Sejak usia 3 sampai 5 tahun permainan merupakan interaksi yang sangat penting bagi anak-anak. Permainan meningkatkan perkembangan kognitif, meningkatkan daya jelajah, dan memberikan pengetahuan dasar tentang kehidupan. Selama interaksi dalam permainan anak-anak mempraktekkan peran-peran yang akanmereka lakukan pada masa yang akan datang. Anak-anak yang bermain akan mampu melepaskan tekanan sehingga mampu mengatasi masalah dalam kehidupannya. Permainan memungkinkan anak melepaskan energi fisik yang berlebihan dan membebaskan perasaan-perasaan yang terpendam.
Permainan yang ada di bawah ini dapat di mainkan oleh anak yang berumur 7  sampai 8 tahun. Permainan-permainan tradisional yang dapat mengembangkan aspek-aspek yang terdapat pada diri anak usia dini yaitu sebagai berikut:
1)      Permainan congklak
Bermain congklak juga dapat melatih anak-anak pandai dalam berhitung. Selain itu, anak yang bermain congklak harus pandai membuat strategi agar bisa memenangkan permainan. Permainan yang disebut dakon dalam bahasa jawa ini, biasanya di mainkan oleh dua anak perempuan. Permainan congklak menggunakan papan uang yang disebut papan congklak. Ukuran papan terdiri atas 16 lubang untuk menyimpan biji congklak. Keenambelas lubang tersebut saling berhadapan dan 2 lubang besar dikedua sisinya. Kemudian anak-anak pun membutuhkan 98 biji congklak. Biji congklak yang biasanya di gunakan adalah cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik.
Dua lubang besar tersebut merupakan milik masing-masing pemain untuk menyimpan milik masing-masing pemain untuk menyimpan biji congklak yang di kumpulkannya. Dua lubang tersebut biasanya kosong sedangkan 14 lubang yang lain diisi 7 biji congklak.
            Cara dalam permainan congklak sebagai berikut:
v  Saat akan memulai permainan, setiap lubang di isi dengan 7 biji yang biasanya terbuat dari kerang atau plastik tetapi bairkan lubang induk tetap di kosongkan
v  Tentukan siapa yang akan memulai permainan terlebih dahulu maka pemain dimulai dengan memilih salah satu lubang.
v  Kemudian sebarkan biji yang ada di lubang tersebut ketiap lubang lainnya searah dengan jarum jam. Masing-masing lubang di isi dengan 1 biji, jika biji yang terakhir jatuh di lubang yang ada bijiannya maka biji yang ada di lubang tersebut di ambil lagi, kemudian teruskan permainan dengan mengisi kembali lubang selanjutnya dengan biji yang diambil tadi. Jangan lupa untuk mengisiskan biji kelubang induk kita setiap melewatinya sedangkan lubang induk kawan tidak perlu di isi.
v  Bila biji terakhir ternyata masuk kedalam lubang induk kita, berarti kita bisa memilih lubang lainnya untuk memulai lagi,tetapi jika saat biji terakhir pada salah satu lubang yang kosong berarti giliran untuk lawan kita sementara permainan kita usai dan menunggu giliran selanjutnya.
v  Lubang tempat biji terakhir itu ada di salah satu dari 7 lubang yang ada dibaris kita, maka biji yang ada di seberang lubang tersebut beserta satu biji terakhir yang ada di lubang kosongakan mejadi milik kita dan akan di masukkan ke dalam lubang induk kita.
v  Setelah semua baris kosong maka permaina di mulai lagi dengan mengisis 7 lubang milik kita masing-masing 7 biji dari biji yang ada di lubang induk kita. Di mulai dari lubang yang terdekat dengan lubang induk. Bila tidak mencukupi maka lubang yang lainnya dibiarkan kosong dan selama permainan tidak boleh di isi dan kalau ada yang secara tidak sengaja mengisi lubang tersebut biji boleh di ambil siapa yang cepat mendapatkan biji tersebut akan menjadi miliknya secara otomatis

Dari permainan congklak di atas dapat mengembangkan berbagai aspek yang akan di kembangkan pada anak di antaranya yaitu sebagai berikut:
a)      Melatih kemampuan motorik halus
Saat memegang dan memainkan biji congklak yang paling berperanan adalah motorik halus anak yaitu jari jemari. Bagi individu yang kemampuan kotorik halusnya tidak terlalu baik, maka ia tidak dapat menjalankan permainan tersebut dengan cepat dan mungkin saja biji-biji congklak tersebut akan tersebar dan terlepas dari genggamannya.
Kemampuan motorik halus ini sangat bermanfaat bagi anak untuk memegang dan menggenggam alat tulis. Dengan kemampuan motorik halus yang baik maka anak dapat menulis bahkan mengetik dengan baik dan cepat.

b)      Melatih kesabaran dan dan ketelitian (emosional)
Permainan ini sangat memerlukan kesabran dan ketelitian. Terutama saat pemian harus membagikan biji congklak ke dalam lubang-lubang yang ada di depannya. Jika si pemain tidak sabar dan tidak teliti maka pemain tidak akan berjalan dengan baik dan pemian yang tidak bermain harus sabar menunggu giliran pemain yang sedang bermain terjatuh
c)      Melatih jiwa sportifitas
Dalam permainan ini di perlukan kemampuan untuk menerima kekalahan karena permainan ini di lakukan hanya 2 orang saja maka akan terlihat jelas menang atau kalahnya. Kekalahan akan sangat terasa manakala si pemenang akan meninggalkan satu butir biji congklak saja.
d)      Melatih kemampuan menganalisa (kognitif)
Untuk bisa menjadi pemenang maka kemampuan untuk menganalisa sangat diperlukan terutama saat lawan mendapatkan giliran untuk bermain. Bagi yang mampu menganalisa dengan baik, ia dapat memenagkan permainan tersebut dengan hanya meninggalkan satu biji congklak saja
e)      Menjalin kontak sosialisasi
Faktor ini merupakan hal terpenting dalam permainan ini karena di lakukan secara bersama-sama maka akan terjalinsuatu kontak sosial antara pemainnya. Berbagai macam informasi dapat di sampaikan saat permainan ini di lakukan tak jarang senda gurau dan tawa terdengar saat permainan ini berlangsung.
  

2)      Lompat Tali Atau Sapintrong
Lompat tali atau main karet pernah populer di kalangan anak-anak tahun 70-an hingga 80-an. Permainan lompat tali ini menjadi permainan favorite saat main di sekolah atau dirumah. Biasanya tali yang digunakan untuk permainan lompat tali ini di buat dari ronceaan tali dari karet gelang. Ini mengasah kekereatifan seorang anak dalam menjalin karet yang akan dipergunakan pada permainan tersebut.
Cara melakukan permainan lompat tali secara sendirian yaitu sebagai berikut:
v  Sesuaikan karet tali dengan tinggi badan pemain. Caranya berdiri sambil menginjak bagian tengah tali dan tarik ujung-ujung disamping badan. Panjang tali sudah pas jika ujung tali yang di pegang sampai di ketiak.
v  Karet tali di pegang erat dengan posisi lengan atas rapat dengan tubuh dan siku sejajar dipinggang. Kemudian berdiri dengan posisi agak jinjit dan lutut sedikit di tekuk. Usahakan kepala tetap tegak tapi tetap rileks serta pandangan lurus ke depan.
v  Pergelangan tangan digerakkan untuk memutar tali
v  Lompatan tidak terlalu tinggi saat tali menyentuh lantai, tinggi lompatan miximal 2,5cm dari lantai. Pertahankan posisi agak jinjit saat mendarat dan tumit jangan menyentuh lantai.
v  Saat melompat harus hati-hati karena bisa jadi lompatan gagal
v  Sebaiknya jika baru memulai permainan ini lakukan secara bertahap baru jika baru pandai biasa melakukan kombinasi gerakan.

Adapun aspek yang dapat dikembangkan dalam permainan ini yaitu sebagai berikut:
-          Motorik kasar
Dengan bermain lompat tali motorik kasar akan terstimulasi. Secara fisik hal itu akan membuat anak menjadi lebih terampil karena mempelajari cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memerlukan keterampilan tersendiri. Lama-kelamaan tumbuh menjadi anak yang cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat, tangkas serta terlatih. Lompat tali bisa mengurangi obesitas pada anak.
-          Emosi 
Lompat tali juga bisa melatih emosi anak. Untuk melakuka suatu lompatan dengan tinggi tertentu dibutuhkan keberanian dari diri anak. Berarti secara emosi ia di tuntut untuk membuat suatu keputusan besar.
-          Ketelitian dan akurasi
Seorang anak dengan lompat tali ini juga bisa belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Ketika tali di ayunkan ia harus dapat melompat sedemikian lupa sehingga tak dapat terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan.
-          Sosialisasi
Untuk bermain tali secara berkelompok anak membutuhkan teman dengan berarti memberi kesempatan untuk bersosialisasi. Ia juga dapat belajar berempat, bergiliran, menaati peraturan dan lain-lain.


-          Intelektual
Saat melakukan lompatan terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah di tentukan dalam aturan permainan.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat memainkan permainan ini yaitu:
·         Ruangan, permainan lompat tali di lakukan ditempat terbuka seperti lapangan atau halaman rumah. Permainan masih bisa di lakukan ditempat tertutup asalkan ruangan harus cukup lega dan lapang serta aman dari benda yang dapat membahayakan
·         Ukuran tali, tali yang di pergunaka harus sesuai dengan ukuran tidak terlalu panjang atau tidak terlalu pendek
·         Variasi permainan, semakin banyak variasi maka anak akan semakin mahir dan terampil dalam melakukan gerakan-gerakan.
·         Waktu sebaiknya di mainkan pada`waktu senggangatau jam istirahat sekolah karena anak akan biasanya keasyikan main sehingga lupa melakuka kativitas sebenarnya

sejarah lahirnya pendidikan anak usia dini


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


A.     Sejarah Lahirnya PAUD
1)      Abad 18 dan sebelumnya
Istilah "Kindegarden” atau taman kanak-kanak baru dipakai Froebel tahun 1837 pemikiran untuk mendirikan sekolah khusus bagi anak-anak telah ada jauh sebelum itu. Bebrapa tokoh penting seperti Martin Luther, Comenius, Pestalozzi, Darwin dan Saguin memberi sumbangan yang tak ternilai untuk menyarankan agar anak laki-laki sebaiknya di beri pendidikan formal. Hal ini didasarkan atas penyataan bahwa anak laki-laki pada saat itu merupakan tulang punggung keluarga yang harus mampu menghidupi keluarganya, mendidik, membimbing dan mengarahkan anak-anaknya. Untuk itu  anak laki-laki sebaiknya bisa membaca, menulis, dan berhitung. Ia juga menyarankan agar musik dan olahraga di masukkan dalam kurikulum (Frost dan Kissinger 1976).

Tokoh lain adalah John Comenius (1592-1670) ia menginginkan agar semua anak mendapat kesempatan belajar di sekolah. Idenya yang cemerlang dan masih dipakai sampai sekarang adalah kurikulum yang terintegrasi (integrated curriculum) dan kurikulum yang memberi kesempatan anak untuk belajar pengalaman langsung. Kurikulum yang terintegrasi tidak memisahkan bidang studi seperti matematika, sains, ilmu sosial, seni dan bahasa.

Charles Darwin (1959) menulis buku tentang The Origin of species dimana ia menyatakan bahwa setiap individu yang adaftif akan survive atau tetap hidup dan melanjutkan keturunannya. Oleh karena itu agar anak bisa tetap hidup maka ia harus berlatih beradaptasi dengan lingkungannya. Disamping itu, para pendidik perlu menyadari adanya perbedaan antar individu yang berdampak pada perbedaan cara belajarnya.

Jean jacques Rousseau (1712-1778) ia menuangkan pikirannya tentang paud dalam novelnya Emile. Ia menuangkan pendapat abhwa anak adalah miniatur oarang dewasa dan menyarankan agar anak di didik sebagaimana kodratnya. Ia berpendapat bahwa pendidikan sebaiknya di sesuaikan dengan usia anak. Menurutnya anak usia lahir sampai lima tahun belajar terbanyak melalui aktivitas fisiknya. Sementara anak usia lima tahun sampai dua belas tahun belajar melalui pengalaman langsung dan melalui eksplorasi terhadap lingkungannya.

Kamis, 29 November 2012

ARTI PENTING BERMAIN BAGI ANAK



KARENA DUNIA ANAK ADALAH DUNIA BERMAIN

A.      Pentingnya Arti Bermain Bagi Anak
“Bermain merupakan suatu kegiatan atau ingkahlaku yang di lakukan anak secara sendirian ataupun berkelompok dengan menggunakan alat atau untuk mencapai tujuan tertentu”(Soegeng Santoso: 2002).
Menurut Wong (1990) dan Foster (1984) bermain adalah suatu kegiatan alamiah yang di lakukan oleh anak atas keinginan sendiri dalam rangka mengungkapkan konflik dirinya yang tidak disadari guna memperoleh kesenangan dan kepuasan.
Dari pengertian di atas tampak sekali pentingnya bermain bagi anak-anak. Dengan bermain anak akan berusaha untuk memiliki keinginan dan mencapai keinginannya. Bermain akan memicu semangat kompetisi yang sehat dalam jiwa anak-anak. Selain itu, perkembangan fisik anakpun berkembang dengan baik karena secara fisik anak sering melakukan aktivitas yang melatih perkembangan otot-ototnya.

Selasa, 20 November 2012

KUMPULAN KARYA ILMIAHKU

karya ilmiah program kreatifitas mahasiswa
 
A.   Judul Program Kegiatan
 “Pemanfaatan Ikan Air Tawar sebagai Pembuatan Kerupuk Ikan Melalui Tahapan Panggang

GALILAH ILMU SEBANYAK MUNGKIN

Pendidikan Karakter Anak Usia Dini



Pendidikan karakter merupakan tujuan pendidikan yang mulai dirintis oleh pemerintah kita. Pemerintah menginginkan bukan hanya menghasikan orang-orang pintar tetapi menghasilkan orang-orang yang pintar dan memiliki karakter yang kuat. Sehingga ketika menduduki jabatan dapat menjalankan amanah terebut dengan baik dan bijaksana.
Pendidikan karakter anak yang akan dibahas kali ini ada 2 yaitu : Dampak Pendidikan Karakter Terhadap Akademi Anak dan Lingkungan Keluarga Pengaruhi Pendidikan Karakter Anak

PENTINGNYA PEMBELAJARAN KOMPUTER PADA ANAK USIA DINI

ARTIKEL PENGENALAN KOMPUTER
APAKAH PEMBELAJARAN KOMPUTER PADA ANAK USIA DINI SUDAH DIPERLUKAN PADA SAAT SEKARANG??

A.    Pembelajaran Komputer itu Penting
Pendidikan anak usia dini yang baik dan tepat dibutuhkan anak untuk menghadapi masa depan. Terlebih pembelajaran tersebut menyangkut tentang pengenalan komputer sejak usia dini ini yang sangat di anjurkan karena dengan teknologi yang serba canggih pada saat sekarang ini berbagai informasi dunia dapat di akses melalui tangan kita. begitu juga dengan anak-anak sebagai penerus generasi bangsa kita yang memerlukan pengenalan komputer sejak dinilah yang paling tepat di ajarkan. Salah satu tugas penting yang harus dilaksanakan oleh pendidik anak usia dini adalah menyiapkan anak didik agar dapat hidup di masa depan dengan lebih baik. Diperkirakan pada masa depan nanti penggunaan teknologi akan semakin mendominasi kehidupan kita. Untuk itu semenjak dini pendidik perlu mengenalkan teknologi tersebut kepada anak didik Karena penguasaan teknologi dimasa depan akan menentukan kejayaan sebuah bangsa. Begitulah pesan yang disampaikan oleh Profesor Sandralyn Byrnes, Australia’s & International Teacher of the Year saat seminar kecil di acara Giggle Playgroup Day 2011, gelaran Miniapolis & Giggle Management, Jumat, 11 Februari 2011 lalu. Usia tiga dan empat tahun adalah usia yang siap untuk mengeksplorasi komputer (Haugland, 2000). Mereka membutuhkan banyak waktu untuk bereksperimen dan eksplorasi. Pada awalnya anak-anak menggunakan komputer dengan bantuan orang dewasa. Mereka lebih perhatian, lebih minat dan berkurang frustasinya ketika orang dewasa ada bersamanya. Selanjutnya bantuan dan supervisi orang dewasa menjadi minimal karena mereka sudah bisa mengoperasikan komputer

Penelitian menunjukkan bahwa bagi anak usia 3 dan 4 tahun, komputer memiliki manfaat dalam mempertinggi kreativitas, intelegensia, keterampilan nonverbal, pengetahuan struktural, ingatan jangka panjang, kecekatan tangan, keterampilan verbal, penyelesaian masalah abstraksi, keterampilan konseptual dan harga diri. Sedangkan untuk anak taman kanan-kanan dan SD awal adalah meningkatkan keterampilan motorik, mempertinggi berpikir matematis, meningkatkan kreativitas, skor tes yang tinggi pada berpikir kritis dan penyelesaian masalah, effectance motivation –keyakinan bahwa mereka dapat merubah atau mempengaruhi lingkungan mereka, serta meningkatkan skor penilaian bahasa (Haugland, 2000).

makalah tentang perkawinan adat suku sasak lombok nusa tenggara barat



MAKALAH TENTANG TATA CARA ADAT PERNIKAHAN DI SUKU LOMBOK




A. LATAR BELAKANG
              Negara Indonesia terdiri dari berbagai bangsa dan suku daerah yang sangat begitu beragam. Di lihat dari segi bahasa, budaya, rasdantata cara adat yang berbeda Sehingga, sangat di mungkinkan terdapatnya perbedaan tata cara pelaksanaan perkawinan adat setiap daerah.Yang merupakan kekayaan kebudayan tiap masing-masing daerah.
Kebudayaan merupakan suatu system gagasan, rasa dan tanggapan serta karya yang dihasilkan oleh manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan sebagai pemiliknya yang didapat melalui belajar.Masyarakat dan kebudayaan memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat yang sangat erat dimana budaya lahir dari tingkah laku manusia yang lama kelamaan budaya tersebut menjadi tradisi yang di junjung tinggi oleh masyarakat. Kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat di suatu daerah berbeda dengan kebudayaan daerah lain. Hal ini disebabkan karena latarbelakang sejarah masyarakat yang berbeda sehingga akan mempengaruhi dalam cara bertingkah laku masyarakat dan system tata nilai yang di anutnya.

Minggu, 11 November 2012

KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI



 
Anak usia dini dalam beragam usia merupakan pribadi unik yang mampu menarik perhatian orang dewasa. Bahkan tingkah polah mereka mampu membuat para orang tua terhibur karenanya. Dalam kehidupan sehari-hari berbagai tingkat usia anak dapat kita amati. Ada yang baru lahir, ada yang batita (Toodler), ada balita, sampai dengan yang berusia sekolah dasar.

Lalu apa sih anak usia dini itu? Dan bagaimana pula karakteristiknya?
Anak usia dini menurut NAEYC (National Association for The Education of Young Children) adalah anak yang berada pada rentang usia 0 – 8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di Taman Penitipan Anak, penitipan anak pada keluarga, pendidikan prasekolah baik itu swasta ataupun negeri, TK, dan SD.

Untuk karakteristik anak usia dini bisa dilihat d bawah ini :

1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Anak usia dini sangat ingin tahu tentang dunia sekitarnya. Pada masa bayi rasa inign tahu ini ditunjukkan dengan meraih benda yang ada dalam jangkauannya kemudian memasukkannya ke mulutnya. Pada usia 3-4 tahun anak sering membongkar pasang segala sesuatu untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Anak juga mula gemar bertanya meski dalam bahasa yang masih sangat sederhana.

2. Merupakan pribadi yang unik.
Meskipun banyak kesamaan dalam pola umum perkembangan anak usia dini, setiap anak memiliki kekhasan tersendiri dalam hal bakat, minat, gaya belajar, dan sebagainya. Keunikan ini berasal dari faktor genetis dan juga lingkungan. Untuk itu pendidik perlu menerapkan pendekatan individual dalam menangani anak usia dini.

3. Suka berfantasi dan berimajinasi.
Fantasi adalah kemampuan membentuk tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang sudah ada. Imajinasi adalah kemampuan anak untuk menciptakan obyek atau kejadian tanpa didukung data yang nyata (Siti Aisyah, 2008).
Anak usia dini sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai hal jauh melampaui kondisi nyata. Bahkan terkadang mereka dapat menciptakan adanya teman imajiner. Teman imajiner itu bisa berupa orang, benda, atau pun hewan.

4. Masa paling potensial untuk belajar.
Masa itu sering juga disebut sebagai “golden age” atau usia emas. Karena pada rentang usia itu anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat di berbagai aspek. Pendidik perlu memberikan berbagai stimulasi yang tepat agar masa peka ini tidak terlewatkan begitu saja. Tetapi mengisinya dengan hal-hal yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

5. Menunjukkan sikap egosentris.
Pada usia ini anak memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Anak cenderung mengabaikan sudut pandang orang lain. Hal itu terlhat dari perilaku anak yang masih suka berebut mainan, menangis atau merengek sampai keinginannya terpenuhi.

6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek.
Anak usia dini memiliki rentang perhatian yang sangat pendek. Pehatian anak akan mudah teralih pada hal lain terutama yang menarik perhatiannya. Sebagai pendidik dalam menyampaikan pembelajaran hendaknya memperhatikan hal ini.

7. Sebagai bagian dari makhluk sosial.
Anak usia dini mulai suka bergaul dan bermain dengan teman sebayanya. Ia mulai belajar berbagi, mau menunggu giliran, dan mengalah terhadap temannya. Melalui interaksi sosial ini anak membentuk konsep dirinya. Ia mulai belajar bagaimana caranya agar ia bisa diterima lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini anak mulai belajr untuk berperilaku sesuai tuntutan dari lingkungan sosialnya karena ia mulai merasa membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.

Selain karakteristik yang unik tersebut perlu ada perhatian pada titik kritis perkembangan yang perlu diperhatikan pada anak usia dini. Titik kritis tersebut meliputi :
1. Membutuhkan rasa aman, istirahat dan makanan yang baik.
2. Datang ke dunia yang diprogram untuk meniru.
3. Membutuhkan latihan dan rutinitas.
4. Memiliki kebutuhan untuk banyak bertanya dan memperoleh jawaban.
5. Cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa.
6. Membutuhkan pengalaman langsung.
7. Trial and error menjadi hal pokok dalam belajar.
8. Bermain merupakan dunia masa kanak-kanak.

Sebagai pendidik usia dini dan juga sebagai orang tua kita perlu mengetahui karakteristik anak sehingga kita bisa mendukung perkembangan mereka secara optimal.

Sumber bacaan :
Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini (Siti Aisyah, dkk) 


Pola asuh anak dalam keluarga sangat berpengaruh dalam segala aspek perkembangan anak termasuk dalam beberapa kecerdasan anak, beberapa acuan sederhana kecakapan intrapersonal yang dapat digunakan untuk mengukur kesiapan anak memasuki sekolah dasar diantaranya:

  • Anak sudah mampu mengurus diri sendiri, antara lain dalam hal buang air kecil dan buang air besar.
  • Anak sudah mampu melaksanakan aktivitas-aktivitas tertentu dengan inisiatifnya sendiri, misalnya bangun, mandi, dan makan tanpa harus disuruh-suruh atau di kejar-kejar untuk melaksanakan urutan tugas-tugas tersebut agar tidak terlambat sekolah.
  • Anak sudah memiliki inisiatif sendiri untuk belajar dan segera mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
  • Anak sudah memiliki kesadaran bahwa untuk dapat memahami dan mendalami suatu ilmu atau kecakapan, harus belajar dengan benar.
  • Anak sudah mampu mengelola dan mengendalikan serta mengelola emosinya secara tepat guna (appropriate) dan konstruktif, bukan secara destruktif (mengamuk, membanting, memukul, berguling-guling dan sebagainya).